Mahapatih yang termasyhur dengan sumpah Palapa-nya,
Gajah Mada, kalau penulisan namanya seperti ini Gaj Ahmada,
apa yang ada dibenak Anda?
Yah, itu adalah nama yang bercirikan Islam,
dan bahkan nama Islam,
hal ini persis diyakini oleh para peneliti modern.
* * * * *
Ada
kegelisahan para peneliti Tim Kajian Kesultanan Majapahit dari Lembaga
Hikmah dan Kebijakan Publik Pengurus Daerah Yogyakarta. Mereka merasa
resah karena ada ketidaksesuaian urut-urutan sejarah dan bukti-bukti
arkeologis pada sejarah mengenai Majapahit sebagai kerajaan hindu
terbesar di Asia Tenggara. Sulit memang untuk mengubah suatu pemahaman
yang sudah melekat kuat di kepala manusia, apalagi hal tersebut masih
berupa teka-teki yang sarat kontroversi. Jamak diketahui bahwa Majapahit
adalah lambang kebesaran kerajaan Hindu. Wilayah kekuasaannya
membentang di sebagian besar kawasan yang kita kenal sekarang sebagai
Asia Tenggara. Tapi, apakah itu merupakan kebenaran yang hakiki? Mari
kita simak fakta-fakta yang belakangan ini banyak terungkap.
Setelah Tim Kajian
Kesultanan Majapahit turun ke lapangan untuk mengumpulkan bukti-bukti
arkeologis dan naskah-naskah kuno yang diduga berasal dari era Majapahit, kesimpulan pun di publikasikan dalam sebuah buku "Kesultanan Majapahit, Fakta Sejarah yang Tersembunyi".
Isinya cukup mengejutkan dan mengajak kita untuk mencerna paradigma
baru demi menggapai sebuah kebenaran sejarah. Apa saja temuannya?
# Pada koin emas Majapahit yang terdapat di Museum Majapahit, Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, terdapat kalimat syahadat, Laa Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah.
Logikanya adalah, koin merupakan sebuah alat pembayaran resmi sebuah
kerajaan (negara). Biasanya simbol-simbol pada suatu alat pembayaran
resmi memuat materi-materi yang diterima sebagai kenyataan mayoritas
pada masyarakat ketika itu. Jika logika ini yang dipakai, pertanyaannya
adalah bagaimana mungkin sebuah kerajaan mahabesar yang diklaim sebagai
pusat politik Hindu, bisa menggunakan alat pembayaran bercirikan Islam?
Mungkin
ada yang menyangkal dengan berpendapat bahwa itu adalah salah bukti
bahwa ada hubungan bilateral antara Majapahit dengan orang-orang Islam.
Sangkalan ini pun sangat lemah, kenapa? karena, kalau hanya berupa
tulisan Arab biasa mungkin masih bisa diterima, tapi ini lebih dari
sekedar tulisan Arab, tulisan Arab itu adalah kalimat tauhid yang
merupakan pintu gerbang untuk masuk agama Islam.
#
Pada lambang Majapahit (bisa dilihat pada logo Universitas Gajah Mada)
yang berbentuk sinar matahari bersudut 8, pada bagian tengah di antara
sudut-sudut tersebut tertulis kata-kata ma'rifat, shifat, asma', Adam,
Muhammad, Allah, tauhid, dan dzat. Delapan kata ini sangat bernuansa
Islam. Mungkinkah suatu kerajaan besar mempergunakan simbol-simbol
negara dengan mempertunjukkan sesuatu yang minoritas (baca: Islam),
seperti klaim sejarah lama yang mengatakan bahwa Hindu merupakan
mayoritas yang dianut kerajaan dan rakyatnya ketika itu?
Perkara
lambang ini pun masih penuh pro-kontra, ada dua lambang Majapahit lain
yang diklaim bahwa itu yang orisinil, coba perhatikan kedua lambang
tersebut di bawah ini;
Coba
bandingkan kedua lambang tersebut, kalau perlu dengan lambang yang
pertama (yang bercirikan Islam). Yah, kedua lambang tersebut sangat jauh
berbeda, termasuk dengan lambang yang bercirikan Islam. Lalu, mana yang
orisinil? Padahal, dalam sebuah negara (kerajaan) hanya punya satu
lambang yang menjadi simbol dan tanda pengenal sebuah kerajaan/negara.
Jawabannya adalah, bergantung dengan bukti-bukti lain yang saling
menguatkan.
# Mengenai Mahapatih yang termasyhur dengan sumpah Palapa-nya, Gajah Mada, kalau penulisan namanya seperti ini Gaj Ahmada,
apa yang ada dibenak Anda? Yah, itu adalah nama yang bercirikan Islam,
dan bahkan nama Islam, hal ini persis diyakini oleh para peneliti
modern. Untuk kemudahan, kedua penggalan itu dijadikan satu penggalan, 'Gajahmada', bukan Gajah Mada yang bercirikan Sansekerta (Hindu).
Menurut sejarawan modern, diyakini ada kesengajaan memenggal nama
tersebut agar memperoleh nuansa dan kesan bahwa sang patih adalah
seorang Hindu. Kabarnya, di batu Nisan Gaj Ahmada di Mojokerto terdapat
tulisan Laa Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah.
#
Raden Wijaya, sang pendiri Majapahit merupakan cucu Raja Sunda, Prubu
Guru Dharmasiksa yang merupakan ulama' dari tanah Pasundan. Nama
bernuansa Hindu dari bahasa Sansekerta yang disandangnya, Kertarajasa
Jayawardhana diyakini bukan merupakan kepastian bahwa ia merupakan orang
Hindu. Sebab, nama-nama tersebut hanya sebagai bentuk penghormatan
belaka. Penggunaan nama-nama Sansekerta bernuansa Hindu kuno bahkan
masih sering digunakan oleh masyarakat muslim modern saat ini, seperti
Hamengku Buwono, Paku Alam, Hatta Rajasa, dan banyak lagi yang lainnya.
#
Pada makam Syekh Maulana Malik Ibrahim, wali pertama dalam hierarki Wali
Songo, penyebar Islam di Bumi Jawa, terdapat testimoni bahwa ia
merupakan Qadhi (Hakim) Kerajaan Majapahit.
Jika
dilihat dari rentang waktu kejadian, kemungkinan Majapahit sebagai
Kesultanan Islam juga bukanlah hal yang mustahil terjadi. Islam masuk ke
Nusantara pada abad ke-7. Bukti sejarahnya terdapat di sebuah kota
pesisir kuno bernama Barus, Sumatra Utara. (tentang Barus, InsyaAllah
akan dibahas di artikel khusus)
Bukti
arkeologi lainnya mengenai masa kedatangan Islam ke Bumi Pertiwi adalah
pada tahun 1082 ditemukan batu nisan Fatimah binti Maimun di Gresik,
Jawa Timur. Sedangkan, Majapahit sendiri baru berdiri pada abad ke-13.
Bayangkan apa yang bisa terjadi dalam rentang waktu 300 tahun? Sinar
Islam telah menerangi nusantara begitu lama. Jadi, tidak aneh jika sinar
itu juga menyinari langit Majapahit di kawasan Mojokerto yang cukup
dekat dengan Gresik, Jawa Timur. Seorang peneliti dari Monash
University, Australia, MC. Rickfels mengungkapkan hasil penelitiannya
pada makam-makam peninggalan Majapahit di Trowulan. Pada makam-makam
yang bertuliskan Arab itu terdapat pahatan tahun 1368. Jadi, apanya yang tidak mungkin?
Pertanyaannya
yang muncul kemudian adalah siapa yang dengan sengaja membelokkan
sejarah besar itu? Lalu, untuk apa? Ada teori berkembang yang mengatakan
bahwa penjajah Belanda-lah yang menjadi konseptor pengalihan kebenaran
fakta Majapahit tersebut. Motifnya adalah memberikan pemahaman bahwa
Kerajaan Majapahit yang menjadi kebanggaan rakyat Indonesia adalah
kerajaan Hindu yang kemudian didobrak dengan masuknya Islam. Kesan yang
ingin dimunculkan bahwa Islam baru masuk belakangan ke tanah Majapahit,
dan merusak tatanan kerajaan yang sudah makmur. Wallahu a'lam bish shawab...